Materi Kelas Bunsay 5 : Menstimulasi Anak Suka Membaca
OCTOBER 26, 2017 ITA ROIHANAHLEAVE A COMMENT
Institut Ibu Profesional, Kelas Bunda Sayang, Materi ke
#5
MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
Mari kita mulai
dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa
dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, belum
pernah mengetahui bahasa mandarin kemudian tiba-tiba kita diberi Koran
berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak
kita semua?
Pusing? Tidak tahu
maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?
Hal tersebut akan
sama halnya dengan anak-anak`yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog
bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba
dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang
berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta
untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat
membaca.
*KETRAMPILAN
BERBAHASA*
Sebelum lebih jauh
membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih
dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan
ketrampilan berbahasanya.
*Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :*
a. Keterampilan
mendengarkan ( _listening skills_ )
b. Ketrampilan Berbicara
( _speaking skills_ )
c. Ketrampilan
Membaca ( _reading skills_ )
d. Ketrampilan
Menulis ( _writing skills_ )
Keempat tahapan
tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak.
Sehingga anak yang BISA MENDENGARKAN (Menyimak) komunikasi orang dewasa di
sekitarnya dengan baik, pasti BISA BERBICARA dengan baik, selama organ
pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.
Mendengarkan dan
berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi
anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang BISA
MEMBACA, belum tentu terampil mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam
kehidupan sehari-harinya. Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah
penting.
Banyak orang
dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang
BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak
yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Pertanyaan
selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang
menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun
sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita baca, kita pelajari
dalam bentuk tulisan?
Padahal kalau
melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA
MENULIS dengan baik.
Mengapa? Karena
selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk BISA membaca tidak SUKA
MEMBACA. Sehingga banyak diantara kita BISA MENULIS huruf ( melek huruf) tetapi
tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (MENULIS KARYA)
Terbukti
berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen.
Artinya dalam seribu masayarakat hanya ada satu masayarakat yang memiliki minat
baca. Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016
lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat
membaca.
Padahal program
membaca ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya,
melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang
sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’ (bacalah), perintah membaca adalah
perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.
Mengapa kita perlu
membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah
wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll. Jawaban di atas baik, tapi ada
yang kita lupakan tentang tujuan membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu
agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta nya, karena membaca akan lebih
membuat anak-anak mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.
_MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA_
Sekarang kita akan
belajar *bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita SUKA MEMBACA tidak hanya
sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.*
Kita akan memulai
dengan berbagai tahap ketrampilan Berbahasa.
*TAHAP
MENDENGARKAN*
a. Sering-seringlah berkomunikasi dengan
anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan
saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.
b. Buatlah berbagai forum keluarga untuk
memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang
dewasa di sekitarnya.
c. Setelkan berbagai lagu anak, cerita
anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.
d. Bacakan buku-buku anak dengan suara
yang keras agar anak – anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan
maksud gambar tersebut.
e. Sering-seringlah mendongeng/membacakan
buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita
mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak,
*TAHAP BERBICARA*
a. Di tahap ini anak belajar berbicara,
kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita
sebanyak mungkin untuk mendengarkan SUARA ANAK
b. Jadilah pendengar yang baik, disaat
anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan
gambar, apresiasi mereka.
c. Jadilah murid yang baik, disaat
anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara membuat simulasi
kelas, dan dia menjadi guru kecil di depan.
d. Ajaklah anak-anak bersilaturahim
sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya
bahkan di bawah usianya untuk mengasah ketrampilan mendengar dan berbicaranya.
*TAHAP MEMBACA*
a. Tempelkan tulisan-tulisan dan
gambar-gambar yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang
sering di singgahi anak-anak
b. Tempelkan tulisan/kata pada
benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi
c. Buatlah acara membaca bersama yang
seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan
d. Sekali waktu, ajaklah anak-anak ke
pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku
e. Siapkan alat perekam dan rekamlah
suara anak kita yang sedang membaca buku
f. Biasakanlah surat-menyurat dengan anak
di rumah. Misalnya, dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi
(papan ekspresi) di rumah
g. Dorong dan ajak anak kita untuk
membaca apapun label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak
lagi
h. Berikan buku-buku berilustrasi tanpa
teks. Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus
membangkitkan rasa ingiin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan
ukuran huruf yang besar-besar.
i. Komik juga menarik sebagai pemancing
rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih
komik yang tepat)
j. Ajaklah anak bertemu dengan pengarang
buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku
k. Dukung hobi anak kita dan sangkut
pautkan dengan buku. Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi
mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka
dan sebagainya
l. Budaya baca bisa ditumbuhkan dari
ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak, ada
mainan anak, ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.
m. Ajaklah anak untuk memilih bukunya
sendiri, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih
n. Contohkan kebiasaan membaca dan
mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten
o. Buatlah pohon literasi keluarga,
dengan cara masing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang
dan ranting, tempelkan di dinding. Siapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak
mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan
pengarangnya di daun tersebut, kemudian tempelkan di pohon dengan nama anak
tersebut. Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing
anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di
pohon masing-masing.
*TAHAP MENULIS*
a. Siapkan satu bidang tembok di rumah
kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk
menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.
b. Berilah kesempatan dan dorong anak
kita untuk menulis apapun yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain
c. Siapkan buku diary keluarga,
masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary
tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak
nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.
d. Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu
anak dari kertas bekas, ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami
apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.
e. Hiraukanlah tanda baca, huruf besar,
huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka
menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah –kaedah menulis yang harus mereka
pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah
berbagai macam kaedah ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator
Bunda Sayang /
Sumber Bacaan :
Kontributor
Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press,
2014
Pengalaman Bunda
Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara,
Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017
Andi Yudha Asfandiyar.
Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak
melalui pola asuh kreatif. Bandung: Kaifa. 2012
http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn’t-like-reading.aspx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung.